A. TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang
terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet,
serta asteroid yang mengelilingi matahari.
Susunan tata surya terdiri atas delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elieps, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi dan jutaan benda langit (meteor, asteroit, komet) lainnya. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang ekliptika.Terdapat beberapa teori tentang pembentukan tata surya, diantaranya:
1. Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan
seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari
nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang
berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya
konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di
beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah,
sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan,
inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang
paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut
matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh
Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang
bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat,
sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan
jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar
dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal
dinamakan matahari.
2. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain, berpendapat
bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut
planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan
bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti
massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari .
Thomas C. Chamberlin(1843 – 1928)
seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872 – 1952) seorang ahli astronomi
yang keduanya dari Amerika menyampaikan teori planetasemal (berarti planet
kecil ), yang menyatakan bahwa matahari sebetulnya telah ada sebagai salah satu
bintang yang ada di alam semesta. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang
berpapasan dengan matahari
Sir
James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan dari
Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang
besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga
mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari
berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari
massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran
besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota
tata surya.
3. Teori Awan Debu / Proto Planet (Weizsaecker Dan Kuiper)
Teori awan debu atau photo planet di
kemukakaan oleh astronom Jerman Carl Von Weizsaecker (1940) dan disempurnakan
astronom lainnya yaitu Gerald P. Kuiper (1950), yang dinyatakan bahwa tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikirannya adalah
banyak dijumpai gumpalan awan seperti yang bertebaran di alam semesta. Lebih 5
milyar tahun lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga
partikel-partikel debu tertarik kebagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan
berpilin. Gumpalan gas lama kelamaan memipih menyerupai cakram yang tebal di
bagian tengah dan menipis dibagian tepinya. Bagian tengah cakram gas
berpilin lebih lambat dari bagian tepinya, dan partikel-partikel bagian tengah
cakram saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar menjadi protosun (bahan
matahari) yang akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi berotasi sangat cepat,
sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil.
Gumpalan kecil ini (proto planet) berotasi juga, yang akhirnya membeku menjadi
planet-planet dan satelit-satelitnya.
4.
Teori Bintang Kembar ( James – Jeffreys )
B.
SEJARAH TATA SURYA
Lima planet
terdekat ke Matahari selain Bumi diantaranya planet Merkurius, Venus, Mars,
Yupiter dan Saturnus telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa
dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri
untuk masing-masing planet tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei
(1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih
tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat
berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus
Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran
Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa
matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus
Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi
oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens
(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali
jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum
Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum
gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan
perhitungan benda-benda langit selanjutnya. Pada 1781, William Herschel
(1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan
bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Para
astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya
melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai
Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans-Neptunus).
Belasan
benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar
(1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna
(1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003
EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61
cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki
satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan
puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi
nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga
memiliki satelit.
C.
STRUKTUR
TATA SURYA (belum ngerti
maksud pembahasannya nanti lebih merujuk kemana-mananya)
..............................................................................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
D.
HAL-HAL
UNIK YANG TERDAPAT DI TATA SURYA
Dikutip
dari website the Wondrous, terdapat beberapa tempat tersubur di tata surya kita
diantaranya sebagai berikut :
1. Planet Intan
Para ahli astronomi baru-baru ini telah menemukan sebuah planet yang terbentuk dari kumpulan karbon, dan sebagian besar dari planet terdiri dari komposisi intan. Lebih jauh mereka menjelaskan, bahwa planet ini lebih besar dari pada Jupiter. Namun sangat disayangkan planet ini sangat jauh dari bumi, jaraknya hampir 4.000 tahun cahaya, sebuah jarak yang belum mampu dicapai dengan teknologi sekarang.
2. Planet Titan
Planet lainnya yang disebutkan tempat subur adalah planet Titan, letaknya antara 1,2 hingga 1,7 miliar mil dari bumi. Planet ini memiliki keunikan tersendiri khususnya dalam sistem tata surya; hanya memiliki satu bulan untuk menyetabilkan permukaan planetnya yang berupa air serta memiliki atmosfer yang tebal. Ratusan danau yang dimiliki oleh Planet Titan, berbeda jauh dengan yang ada dibumi. Danau yang dimiliki oleh planet ini terbuat dari gas alam, cairan methana. Hasil sebuah penghitungan terhadap sebuah danau besar di Planet Titan yang memiliki volume gas lebih dari 130 miliar ton, atau 31 kali lebih besar dari yang dimiliki oleh planet bumi.
3. Asteriod Emas
20 Juta Trilun Dollar
John S Lewis dalam bukunya “Mining The Sky:
Untold Riches of the Asteroids, Comets and Planets,” telah menggaris besarkan
beberapa penghitungan spektakular mengetahui sumber daya yang terdapat di
angkasa luar. Ia memfokuskannya pada Asteroid 3554 Amun, yakni sebuah asteroid
metalik yang memiliki kandungan emas sebesar 20 juta triliun dollar di bawah
permukaan, belum lagi delapan juta triliun besi dan nikel, enam juta triliun
kobal dan enam juta triliun platina. Namun penghitungan John tidak bisa kita
terima begitu saja hingga dilakukan sebuah verifikasi dengan penghitungan yang
lebih matang dan benar.
4. Awan Alkohol di Angkasa Luar
Para ahli astronomi telah menemukan sebuah kandungan alkohol terbesar dalam sebuah awan pada tahun 2006. Awan tersebut ditemukan di sebuah lokasi yang letaknya 288 miliar mil jauhnya dari W3 (OH) salah satu wilayah tata surya kita. Alkohol yang melimpah tersebut berbentuk sebuah gas.
5. Gunung tertinggi di Tata Surya
Planet mars atau planet merah merupakan planet
yang terdekat dengan bu,mi dan merupakan planet yang bagi banyak peneliti
dinilai sebagai planet yang memiliki kondisi hampir mirip dengan bumi. Pada
planet ini terdapat lokasi yang memiliki gunung tertinggi ditata surya yang
disebut Gunung Olympus. Gunung Olympus memiliki ketinggian yang mencapai 27.000
meter. Ukuran ketinggian gunung ini merupakan 3x lipat dari tinggi gunung
Everest yang ada dibumi. Olympus
Mons ditemukan saat penyelidikan ruang angkasa Amerika Serikat, Mariner 9, pada
tahun 1971 ketika ia mengirimkan gambar empat gunung vulkanik besar. Olympus Mons berakibat tidak adanya
pergerakan lempeng tektonik yang memungkinkan gunung untuk tetap pada
tempatnya. Lava gunung terus mengalir sampai mencapai ketinggian yang cukup.
Dasar gunung terus menerus turun sedalam 2 km jauh ke arah kerak setiap
tahunnya, hal ini disebabkan karena adanya tekanan yang sangat besar menekan
kerak Planet Mars.
6. Hujan Termewah Tata Surya
Planet Uranus dan neptunus sering disebut
planet kembar karena memiliki kenampakan dan ukuran yang hampir sama. Para
peneliti mengungkapkan teori yang paling menarik dari kedua planet ini.
Diperkirakan reaksi kimia yang terjadi di atmosfer planet uranus dan neptunus
dapat menghasilkan reaksi yang unik yaitu hujan berlian di seluruh permukaan
planet.
DAFTAR PUSTAKA
Andrean.
(2012). Tempat Tersubur di Tata Surya.
[online]. Tersedia : http://planetlucu.blogspot.com/2012/01/5-tempat-tersubur-di-tata-surya.html.
[07 Oktober 2013].
Budy,
Danang. (2013). Tempat mirip Bumi di Tata
Surya. [online]. Tersedia : http://danangbudy.blogspot.com/2013/07/tempat-apa-yang-paling-mirip-bumi-di.html.
[04 Oktober 2013].
No
name. (2013). Pegunungan Tertinggi di
Tata Surya. [online]. Tersedia : http://unikasli.blogspot.com/2013/05/10-Pegunungan-Tertinggi-di-Tata-Surya.html.
[07 Oktober 2013].
Comments
Post a Comment